"Lihatlah anakku, pohon-pohon itu berdiri kuat hanya untuk memberi", kata Nini tiba-tiba saat berjalan membawa rerambanan pakan kambing. Aku yang di sebelahnya, menimpali pelan, "Iya, Ni", sambil bernapas panjang karena jalan agak jauh. Anehnya, meski menurutku perjalanan lumayan jauh, napas Ni Kita tampak tidak berubah, tenang, dan melangkah konstan.
"Pohon itu lebih banyak memberi daripada menerima", tambahnya. Karena banyak memberi, burung-burung, ulat, tawon, kelelawar, kupu-kupu, belalang, dan sebagainya dapat menikmatinya dengan baik sehingga berlangsung siklus hidup ini. "Pohon itu tidak pernah berharap menerima meski telah memberi sebanyak-banyaknya," kata Nini pelan.
"Kalau saja guru mampu menangkap tugas mulia pohon-pohon itu, pasti banyak kegiatan memberi yang dilakukan guru", ujar Nini sesampai di kandang kambing. Guru yang terhormat haruslah banyak memberi daripada menerima. Dengan memberi, ragam siswa dari latar belakang berbeda akan mampu menikmati aktivitas memberi guru. Dengan memberi, tanpa meminta, perhatian tulus akan datang dengan sendiri kepada diri guru. "Berarti, kita sedang memberi juga kepada kambing ini makanan lezat baginya, Ni?", tanyaku. Nini tersenyum segar. The Chronicles of Ni Kita (eps 38) "The Tree" part 2
"Pohon yang kokoh tidak tumbuh seketika,
tetapi batang pohon itu menguat
seiring dengan kekuatannya menghadapi terpaan angin"
tetapi batang pohon itu menguat
seiring dengan kekuatannya menghadapi terpaan angin"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar